Mengenai Saya

Foto saya
Mataram, NTB, Indonesia
Saya simpel aja, gak neko - neko, punya keinginan yang kuat dalam menggapai tujuan, tidak suka dibohongi n selalu apa adanya. saya dilahirkan di pulau seribu masjid pada 25 September 1968 dan mengikuti pendidikan SD di SDN No 1 Kekait, selanjutnya sekolah SMP di SMPN no 1 Gunungsari, Lombok Barat. Selanjutnya saya masuk SMAN No. 1 Mataram dan tamat pada tahun 1987 lalu saya masuk Sekolah Menengah Analis Kesehatan Mataram dan selesai tn 1992. Pada tahun 2002 saya menyelesaikan S1 MIPA konsentrasi Biologi di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dan selanjutnya saya mengikuti pendidikan pasca sarjana di IMNI Jakarta konsentrasi Magister Manajemen Kesehatan.

Selasa, 30 Juni 2009

MUTU INTERNAL

Pemantapan mutu intralaboratorium dilakukan oleh laboratorium klinik untuk mengendalikan mutu analisisnya setiap hari. Pada dasarnya pemantapan mutu intralaboratorium dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu pemantapan presisi dan pemantapan akurasi.

Pemantapan presisi adalah untuk mengenali kemungkinan adanya penyimpangan akibat kesalahan acak yang terjadi dalam suatu proses analisis sampel pasien. Kesalahan acak menyebabkan presisi hasil pemeriksaan menjadi kurang baik. Kesalahan acak dapat terjadi karena kepekaan suhu, arus/tegangan listrik, waktu inkubasi, proses pemerikasaan, cara memipet. Kesalahan acak tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi sampai batas tertentu dengan cara melakukan pemeriksaan dengan teliti, menggunakan alat dan reagen yang lebih baik serta prosedur pemeriksaan yang benar. Pelaksanaannya pada setiap seri pemeriksaan dengan mengikut sertakan suatu bahan control yang sering disebut sebagai bahan kontrol presisi. Setelah didapatkan sekitar 20 nilai hasil bahan kontrol dari minimal 20 seri pemeriksaan (atau 20 hari), maka nilai-nilai tersebut dievaluasi secara statistik. Dari keduapuluh nilai tersebut dihitung nilai rata-rata dan simpang bakunya serta batas-batas 2 SB dan 3 SB. Hasil hitungan tersebut digambarkan pada suatu kartu control dan nilai-nilai setiap hasil analisis bahan-kontrol dicantumkan pada kartu-kontrol tersebut. Apabila nilai-nilai tersebut memenuhi kriteria kontrol tertentu, maka hasil analisis sampel pasien dianggap terkontrol.

Pemantapan akurasi dilakukan untuk mengenali kemungkinan adanya penyimpangan akibat kesalahan sistematik dalam proses analisis sampel pasien. Kesalahan sistematik menyebabjan akurasi hasil pemeriksaan kurang baik. Kesalan sistematik biasanya disebabkan oleh metode pemeriksaan yang dipakai, pipet yang kurang baik akurasinya, reagen yang rusak atau salah cara melarutkannya, panjang gelombang yang dipakai, kurva yang tidak linear. Bahan kontrol yang digunakan disebut bahan control akurasi yang kadar setiap komponennya diketahui atau dinyatakan sebagai nilai rujukan. Apabila nilai hasil analisis bahan control yang diperiksa terletak didalam daerah control tertentu, maka dapat dianggap bahwa hasil analisis sampel pasien cukup tepat dan terandalkan (Widjaja A,dkk, 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar