Mengenai Saya

Foto saya
Mataram, NTB, Indonesia
Saya simpel aja, gak neko - neko, punya keinginan yang kuat dalam menggapai tujuan, tidak suka dibohongi n selalu apa adanya. saya dilahirkan di pulau seribu masjid pada 25 September 1968 dan mengikuti pendidikan SD di SDN No 1 Kekait, selanjutnya sekolah SMP di SMPN no 1 Gunungsari, Lombok Barat. Selanjutnya saya masuk SMAN No. 1 Mataram dan tamat pada tahun 1987 lalu saya masuk Sekolah Menengah Analis Kesehatan Mataram dan selesai tn 1992. Pada tahun 2002 saya menyelesaikan S1 MIPA konsentrasi Biologi di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dan selanjutnya saya mengikuti pendidikan pasca sarjana di IMNI Jakarta konsentrasi Magister Manajemen Kesehatan.

Selasa, 30 Juni 2009

CHOLESTEROL

CHOLESTEROL

Tinjauan Umum Tentang Lipid

Lipid adalah salah satu kelompok senyawa yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sifat umum lipid adalah tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam satu atau lebih zat pelarut organik. Di dalam tubuh lipid berfungsi sebagai sumber energi yang efisien baik secara langsung maupun potensial (Poejadi A, 1997).

Di dalam darah lipid terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas yang berasal dari makanan dan disintesis lemak endogen. Lipid tidak larut dalam lemak oleh sebab itu harus terikat pada protein (dalam bentuk lipoprotein) agar dapat diangkut dalam peredaran darah (Hardjoeno H, 2003).

Ukuran lipoprotein berbeda-beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah LDL (Low Density Lipoprotein) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Molekul ini mengangkut lemak dari hati kebagian tubuh lain. Terlalu banyak LDL atau VLDL dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh nadi. Penyempitan ini dapat menyebabkan pengiriman oksigen ke otot jantung berkurang, dengan akibat serangan jantung.


Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi (High Density Lipoprotein). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang ‘baik’ karena mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi. Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung (http://www.spiritia.or.id/ 26/05/2007).

Tinjauan Umum Tentang Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat esensial, yakni sejenis zat yang terpenting di dalam tubuh yang berupa lipid, yaitu zat lemak yang berwujud seperti lilin, dan tidak larut di dalam air. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita di samping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (Pranawati F, 2002).

Kolesterol di dalam tubuh dapat bersifat endogen yaitu kolesterol yang disintesis oleh tubuh dan eksogen yaitu kolesterol yang berasal dari makanan yang dimakan. Yang bersifat endogen dipengaruhi oleh berbagai faktor di dalam proses sintesisnya, yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh, lipoprotein, dan energi yang dipergunakan serta konsumsi kolesterol sendiri. Yang bersifat eksogen ialah dengan mengkonsumsi sejumlah kolesterol di dalam bahan pangan (Sitepoe M, 1993).

Pengumpulan kolesterol oleh badan berhubungan dengan umur dan indeks berat badan. Karena semakin lama , terdapat pengumpulan buruk kolesterol di dalam jaringan badan, yang mencakup dinding arteri. Tubuh dapat membersihkan kolesterol melalui hati, tempat kolesterol dapat diekskresikan ke dalam empedu dan feses. Kolesterol bisa diekresikan dalam empedu secara utuh atau mula–mula bisa diubah menjadi asam empedu. Mekanisme yang belum ditetapkan dengan baik yang menjelaskan cara kolesterol dari jaringan perifer (termasuk dinding arteri), diangkut ke hati untuk pembuangan. HDL berperan dalam membuang kolesterol dari jaringan dan meningkatkan pengangkutan kolesterol ke hati (Kaplan NM, 1991).

Kolesterol berfungsi untuk membentuk hormon, asam empedu, membran (kulit sel) dan lapisan pelindung disekeliling saraf. Di samping itu, kolesterol berfungsi untuk menetralisasi atau membersihkan ‘racun-racun’ yang ada di dalam tubuh, khususnya di dalam pembuluh-pembuluh darah (Pranawati, F, 2002).

Oleh karena tubuh memang membutuhkan kolesterol maka secara terus-menerus dibentuk atau disintesis di dalam hati (liver). Bahkan, sekitar 70% kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis dalam liver, sedangkan sisanya merupakan sumbangan asupan makanan. Asupan makanan dengan kandungan kolesterol tinggi yang berlangsung secara rutin berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan kolesterol tersebut bisa bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dinding arteri. Akibatnya, terjadi penyempitan dan pengerasan pembuluh arteri yang disebut atherosklerosis.

Sebagian besar penyakit jantung koroner diawali dengan pembentukan atherosklerosis (terkadang disebut sebagai proses pengapuran) pada arteri. Kelebihan kadar kolesterol khususnya LDL kolesterol dalam jangka panjang akan menyebabkan akumulasi yang bertambah banyak dari atherosklerosis yang pada level tertentu akan menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung koroner (Tisnadjaja D, 2006).

Ada dua jenis dasar lipoprotein, yaitu lipoprotein berdensitas tinggi (HDL), yang melancarkan kolesterol ke jalur metabolisme dan ekskresi, kemudian adapula lipoprotein berdensitas rendah, yang mengendapkan sisa kolesterol pada dinding-dinding pembuluh nadi (Panati C, 1989).

2.2.1 HDL (High Density Lipoprotein)

HDL merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein, kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh arteri. Endapan atherosklerotik yang mengandung kolesterol dan lemak bersifat tidak stabil dan mudah pecah. Pada saat plak pecah, akan terbentuk luka terbuka pada dinding arteri. Luka terbuka dapat menyebabkan darah dan protein menutup bagian terbuka dan membentuk gumpalan darah yang disebut thrombus. Gumpalan tersebut dapat membesar dan menutup lubang arteri dan menghentikan aliran darah ke jantung atau otak. Bila pembuluh darah arteri tersumbat ke jantung maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (Sutedjo AY, 2006).

HDL-kolesterol sering disebut sebagai kolesterol baik karena dalam operasinya HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat dan mampu membawa kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan mencegah terjadinya atherosklerosis (Tisnadjaja D, 2006).

Peranan HDL atau Lipoprotein berkepadatan tinggi, yang berperan sebagai pembersih lemak di dalam aliran darah, dan merupakan kunci bagi pengangkutan kolesterol LDL itu, tampaknya memang sangat berguna untuk membantu mencegah timbulnya penyakit jantung. Dewasa ini telah diketahui bahwa seorang penderita dengan kadar kolesterol darah yang tinggi, tidak akan jatuh lagi ke dalam risiko yang dapat membahayakan keselamatan hidupnya, terlebih bila ia cukup memperoleh HDL (Pranawati F, 2002).

LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL membawa sekitar setengah sampai dua pertiga kolesterol di dalam darah. Hidrolisis trigliserida pada VLDL dan ILD (Intermediate Density Lipoprotein) menghasilkan perubahan partikel lipoprotein lebih besar ke partikel LDL yang lebih kecil, intinya mengandung ester kolesterol.

Lipoprotein berdensitas rendah dapat dibersihkan dari sirkulasi dengan satu dari beberapa jalur. Satu jalur melibatkan interaksi lipoprotein dengan reseptor pada permukaan sel. Reseptor LDL berada pada berbagai permukaan sel pada manusia dan binatang, termasuk sel endotel, fibroblast dan sel otot polos dinding arteri. Fibroblast, sel endotel dan sel otot polos yang mengandung reseptor LDL tidak mengumpulkan kolesterol atau ester kolesterol dalam biakan jaringan; sehingga lipid berkumpul di dalam dinding arteri (Kaplan NM, 1991).

LDL adalah lipoprotein pada plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang, protein sedang dan kolesterol tinggi (Sutedjo AY, 2006).

LDL-kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah dan cenderung mengendap di dalam arteri disebut sebagai kolesterol jahat. LDL-kolesterol merupakan penyebab langsung terjadinya atherosklerosis. LDL merupakan faktor yang paling berpengaruh pada timbulnya penyakit jantung koroner (PJK), serangan jantung, dan stroke (Tisnadjaja D, 2006).

Tinjauan Umum Tentang pemeriksaan HDL (High Density Lipoprotein)

Prinsip kerja HDL metode langsung

Kilomikron, VLDL dan LDL dihancurkan secara khusus melalui reaksi enzimatik. Kolesterol yang tertinggal dari fraksi HDL diukur melalui reaksi enzimatik khusus oleh adanya surfactant spesifik HDL. Kombinasi ini membuat lebih spesifik untuk HDL dari metode lain.

Cara kerja HDL metode langsung (manual)

Disiapkan 3 tabung reaksi untuk blanko reagen (RB), sampel,dan standar. Kemudian pada tabung pertama dipipet 10 µl aquadest dan 750 µl reagen 1 (R1) campur dengan hati-hati, inkubasi 5 menit pada suhu 37˚C. setelah itu tambahkan dengan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian inkubasi selama 5 menit. Selanjutnya pada tabung kedua dipipet standar sebanyak 10 µl dan reagen 1 (R1) sebanyak 750 µl kemudian campur dengan hati-hati, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah diinkubasi tambahkan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian inkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. dan yang terakhir pada tabung ketiga, dipipet sampel sebanyak 10 µl dan reagen 1 (R1) sebanyak 750 µl kemudian dicampur dengan hati-hati, diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah diinkubasi ditambahkan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah ketiga tabung diinkubasi selama 5 menit, dibaca blanko, standar dan sampel berurutan pada panjang gelombang 578 nm.

Prinsip cOBAS c111 (Otomatik)
cOBAS c111 sebagai alat full otomatik untuk pemeriksaan kimia klinik. Karena pada alat ini kita hanya memasukkan reagen dan sampel,seterusnya alat akan bekerja sendiri mulai dari pemipetan sampai hasil pengukuran. Alat ini menggunakan system komputer dimana alat ini akan bekerja sesuai dengan apa yang kita perintahkan.

Ketika akan melakukan pengukuran suatu parameter,maka alat ini hanya bekerja untuk parameter itu. Proses pemipetan sampel dan reagen telah terprogram didalam memori untuk setiap pengukuran pararneter tertentu sama halnya dengan alat semi otomatik, alat ini juga mempunyai mekanisme perubahan sinar dari polikromatik menjadi monokromatik sehingga konsentrasi suatu zat yang diukur dapat ditentukan seperti pada alat semi otomatik.

Prinsip kerja HDL metode tidak langsung

Dengan pemberian phosphotungstat acid dan ion magnesium kedalam sampel maka kilomikron, VLDL dan LDL mengendap (presipitasi).

Serum + HDL separating reagent → sentrifuge → HDL fraksi (supernatan) + kilomikron, VLDL, LDL, fraksi (presipitasi) Setelah dipusingkan dalam supernatan hanya terdapat HDL yang kadar kolesterolnya ditentukan dengan metode kalorimetrik enzimatik.

Cara kerja HDL metode tidak langsung

Disiapkan 3 tabung reaksi untuk presipitasi, blanko dan sampel, kemudian dipipet 250 µl sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen presipitasi HDL sebanyak 500 µl, setelah itu dicampur dan dibiarkan selama 10 menit pada suhu 37˚C lalu disentrifus dengan kecepatan 10000 rpm selama 2 menit. Kemudian diambil supernatan sebanyak 100 µl lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain kemudian ditambahkan reagen kolesterol sebanyak 1000 µl kemudian campur lalu diinkubasi pada suhu 37˚C selama 10 menit lalu standar dan sampel terhadap blanko reagen dibaca pada photometer dalam waktu 6 menit dengan panjang gelombang 546 nm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar